November 22, 2009

4 Cara Sabar Menanti Waktu Tuhan

Saat kita meminta sesuatu kepada Tuhan, sering kali doa kita tak langsung terjawab, atau bahkan tak terjawab sama sekali. Pada saat seperti ini, saya selalu memikirkan dua hal. Satu, ini bukanlah waktu tepat bagi Tuhan, atau Tuhan ingin menjauhkan saya dari pilihan yang salah dan bahaya yang bisa terjadi jika hal ini terjadi pada saya. Saya sangat yakin, Tuhan selalu memiliki rencana dan berkat yang terbaik bagi pribadi kita masing – masing.

Menunggu memang bukanlah hal yang mudah dilakukan. Semakin kita menginginkan satu hal, semakin susah lagi kita menunggu. Adakah saat ini doa yang anda sampaikan kepada Tuhan tidak kunjung di jawab? Promosi kerja? Jodoh? Kebebasan dalam keuangan? Rumah baru? Mobil baru? Apapun doa anda, sabarlah menunggu dan teruslah berusaha. Saya yakin anda akan mendapatkannya.

Banyak cerita yang bisa kita teladani dari Alkitab yang mengajarkan kita untuk menunggu waktu Allah. Ada beberapa cerita yang mengharuskan penantian yang terlihat seperti tiada ujung. Adapula kisah dimana penantian sebentar saja sudah bisa terjawab. Tetapi setiap penantian selalu menghasilkan pelajaran yang bisa kita petik dan bila kita setia, selalu ada kemenangan dan kelimpahan berkat Allah yang datang di ujung penantian kita. Untuk terus setia, ada 4 hal yang harus anda ingat saat anda menantikan doa anda:

1. Setialah pada proses
Kebanyakan dari kita tak bisa mendapatkan apa yang kita inginkan dikarenakan kita tidak setia dalam proses. Setialah dalam hal kecil dan terus berikan yang terbaik dari diri kita dalam keseharian kita.

Pernahkah anda terfikir kenapa Tuhan tidak menjawab doa anda dengan segera? Pernah saya berimajinasi, bagaimana Tuhan merespon doa – doa kita. Misalnya, saat kita berdoa meminta promosi kerja. Mungkin Tuhan akan menjawab: “Kerja yang kecil dan mudah saja belum bisa kau atasi anakku” atau, mungkin kita sudah berusaha dan malah orang lain yang mendapatkan promosi, mungkin Tuhan menjawab: “anak-Ku, ada jabatan yang lebih tepat dan sesuai untuk dirimu yang telah Kusediakan”. Mungkin Tuhan tidak berkata – kata dalam menjawab doa kita, tapi yakinlah, Tuhan selalu menyediakan yang terbaik untuk kita, bahkan jauh lebih baik dari apa yang menurut kita baik bagi diri kita.

2. Percayalah pada Tuhan
Saat doa kita belum lagi terjawab, percayalah kepada Tuhan. Jangan ragu kalau Tuhan kita selalu ingin menjawab semua doa kita dan memberikan yang terbaik bagi kita melebihi siapa pun di dunia ini. Ia sangat ingin kita menjadi sukses, dan melihat kita bahagia melebihi siapa pun. Allah kita selalu Allah yang sama dari kemarin, hari ini dan esok. Ia tidak akan pernah meninggalkan kita dan akan selalu mendengarkan dan menjaga kita. Jangan pernah berfikir kalau Bapa kita tidak menghiraukan kita.

Mungkin anda terus mendoakan orang yang anda sayangi dari sakit yang dideritanya. Mungkin sampai sekarang anda belum melihat adanya perubahan. Namun, percayalah, penyembuhan dan kekuatan Allah selalu mengalir atas orang yang anda doakan.

Saya pernah membaca suatu kesaksian tentang seorang anak yang sempat meninggalkan tubuhnya saat ia mengalami kecelakaan fatal. Ia bersaksi bahwa doa sang ibu yang membuat ia dapat kembali ke tubuhnya dan batal meninggal. Mungkin ini hanya satu dari mukjizat Tuhan yang jarang terjadi, namun pesan yang ingin saya sampaikan ialah tidak ada doa yang sia – sia dan tak dihiraukan oleh Bapa kita.

Mungkin adakalanya doa anda tidak terjawab, bahkan yang terjadi malah sebaliknya dari apa yang anda inginkan. Mungkin hal ini membuat anda menjauh dari Allah dan membenci-Nya. Tapi saya sangat ingin menyampaikan kepada anda, saat anda tidak mendapatkan apa yang anda inginkan, percayalah bahwa itulah yang terbaik bagi anda.

3. Bukalah hati dan lihat kehendak Tuhan
Pernahkah anda terfikir kenapa doa anda belum juga dijawab oleh Tuhan? Apa mungkin doa kita lah yang salah. Maksud saya, mungkin apa yang kita doakan adalah sesuatu yang tidak tepat bagi kita. Sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan bagi kita.

Tuhan mempunyai rencana bagi setiap kita. Kita semua berada di tangan Allah kita yang terus menjaga dan mencukupi hidup kita. Terkadang doa kita yang tak terjawab adalah doa yang salah. Terkadang kita tak sadar bahwa sebenarnya Tuhan telah menjawab doa kita dengan cara-Nya dan keinginan-Nya, bukan cara dan keinginan kita. Karena cara dan keinginan-Nyalah yang terbaik bagi kita. Bukalah hati, lihatlah bagaimana Tuhan mengarahkan kita, lihatlah keinginan dan cara-Nya yang Ia sediakan, dan disanalah jawaban dari doa kita biasanya.

Saat doa kita sudah benar, kita akan merasa damai dan tenang dalam menunggu waktu Tuhan. Doa kita seharusnya menyerahkan semua masalah, ketakutan dan keinginan kita pada Tuhan. Biarlah sisanya di selesaikan oleh Tuhan. Kita cukup melakukan apa yang menjadi bagian kita. Yang terpenting, kita sudah berusaha. Kita telah menyerahkan semuanya pada Tuhan, biarlah kehendak-Nya yang terjadi atas kita. Dengan begitu kita akan mendapatkan kedamaian dan akan sabar dalam menunggu waktunya Tuhan.

4. Teruslah Berdoa
Yang terakhir, jangan pernah berhenti berdoa. Mungkin anda sudah berdoa untuk ke seratus kalinya, tapi mungkin saja di saat doa ke seratus satu kali lah doa kita terjawab. Tuhan senang jika anak – anakNya bersabar, setia dalam proses dan mempunyai keyakinan kuat. Ia ingin membentuk kita menjadi pribadi yang lebih baik dan tidak gampang menyerah. Jadi, teruslah berdoa dengan benar dan saya yakin tak ada sesuatu yang tak diberikan dan tak bisa Ia lakukan untuk kebaikan kita.

September 8, 2009

Fokus Kepada Allah Dalam Segala Hal

Seperti kebanyakan orang, saya juga senang sekali mendapat pujian. Bagi saya, pujian adalah suatu motivasi besar untuk mencapai suatu hal yang lebih baik di kehidupan saya. Terus terang, terkadang saya berusaha keras merubah diri saya dan mendisplinkan diri saya juga sedikit banyak ingin dipuji oleh orang lain. Saya termasuk orang yang tidak suka tertinggal. Saya selalu ingin menjadi yang utama dan lebih baik. Tipe – tipe orang yang ingin menampilkan sisi perfeksionis di depan publik dan menjadi orang yang baik di depan banyak orang.

Namun, ada kalanya, orang lain tidak sepaham dengan kita. Malah, sering kali, apa yang kita anggap baik dan sempurna, tidak sesuai dengan keinginan orang lain. Akibatnya, banyak orang yang memprotes, mengkritik hasil kerja kita. Dulu, setiap kali saya menerima kritik, kebanyakan respon saya adalah marah, kesal, ataupun tidak mau menerima atau mendengarkan.

Namun, suatu kali, saya mendapatkan satu ayat yang mengubah cara pandang saya; ‘Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah’ (1 Korintius 10:31). Saat membaca ayat satu ini, saya diingatkan. Sebenarnya, kenapa kita harus marah dan kecewa terhadap anggapan orang lain pada kita. Selagi kita telah mencoba segala yang terbaik dan semampu kita, itu sudah cukup. Terlebih lagi, fokuskan semua apa yang kita lakukan adalah demi Bapa kita, untuk menyenangkan dan memuliakan Bapa kita. Kenapa kita harus terpengaruh dengan omongan orang lain selagi apa yang kita lakukan adalah sesuatu yang baik dan menyenangkan Allah.

Pikirkanlah, adakah hal - hal yang menyenangkan Bapa tidaklah baik bagi manusia? Dan lagi, jika fokus kita adalah menyenangkan Bapa kita, saat hal itu sudah terpenuhi, bukankah kita akan merasa puas dan bahagia karena kita telah mencapai tujuan kita. Saat fokus kita tidak lagi untuk mendapat pujian ataupun menyenangkan hati orang lain, melainkan menyenangkan hati Allah, kita tidak akan pernah merasa kecewa ataupun marah terhadap orang lain.

Saya rasa, kebanyakan orang ingin terlihat lebih baik dari orang lain. Pernahkah anda marah terhadap orang lain karena ia mengkritik anda? Atau saat dia berbuat sedemikian mungkin hingga anda terlihat tidak baik dimata orang lain. Misalnya, teman kerja anda membuat anda terlihat “minus” di hadapan atasan anda, atau teman dekat anda membuat anda terlihat tidak sebaik dirinya di depan orang lain. Saya pernah mengalami hal ini. Saya merasa kesal dan marah, merasa seperti menjadi korban kelicikan. Ingin rasanya saya melampiaskan kemarahan saya dengan membalas kelicikan mereka dengan hal yang serupa.

Tapi, saat amarah saya mulai reda dan diri saya mulai tenang, saat saya berdoa, selalu ada kedamaian yang diberikan Bapa pada saya. Teringat kasih Bapa yang begitu besar, yang selalu memaafkan, saya merasa ingin belajar meneladani-Nya. Lebih lagi, saat saya berdoa, saya diingitkan untuk selalu fokus pada Bapa dan melakukan semuanya demi kemuliaan kerajaan-Nya di dunia. Semua ini membuat saya jauh lebih baik dan menghapuskan semua kekesalan saya.

Apapun yang terjadi di kehidupan kita, yang membuat kita merasa tidak damai, saat kita diam dan menyadari keberadaan Bapa dan kasih-Nya, kita akan merasa damai. Namun, tidak hanya datang kehadirat-Nya kita lantas merasa damai, namun yang terpenting adalah percaya dan fokus pada Tuhan. Ada tertulis di alkitab; ‘Semua orang yang percaya kepada-Nya akan tetap memiliki damai yang sempurna, yaitu semua orang yang hatinya tertuju kepada Tuhan’ (Yesaya 26:3).

Saat kita fokus pada menyenangkan hati Tuhan, tidak lagi ada perkataan yang membuat kita kecewa. Saat kita datang kehadirat-Nya, tidak lagi ada rasa sedih dan kecewa, karena kasih-Nya yang begitu besar. Saat kita percaya pada-Nya, tidak lagi ada ketakutan dan keraguan, karena kita tahu, Ia telah menyediakan yang terbaik dan terindah bagi kita.

September 5, 2009

Hari Libur Tuhan

Pertama kali anda membaca judul artikel ini, mungkin ada dari anda yang berfikir mungkin saya salah menulis judul. Atau, sejak kapan Tuhan benar – benar sperti manusia yang juga pergi berlibur?

Saya sering kali membayangkan Tuhan seperti layaknya manusia, terutama saat saya berdoa dan mencurahkan isi hati dan pikiran saya pada-Nya. Ini sangat membantu saya untuk lebih merealisasikan wujud Bapa kita dalam pikiran saya. Yah, keterbatasan imaginasi manusia hanya sampai pada benda – benda yang memiliki fisik.

Tapi pernah terfikir oleh saya disaat saya sedang senggang, kalau benar Bapa kita seperti manusia, apa Ia juga butuh istirahat? Apa Ia juga menangis? Saat itu juga, fikiran saya beralih pada kenyataan bahwa Bapa kita adalah Roh, layaknya roh kudus yang tidak mungkin menangis ataupun butuh istirahat.

Sesaat saya merasa diyakinkan, namun saat saya merenung lebih jauh, saya merasa, jika Bapa tidak pernah istirahat, tidakkah Ia terlalu lelah? Mazmur 121: 1-4 menyatakan bahwa Pertolongan kita berasal dari Tuhan, Ia tidak pernah tertidur dan selalu menjaga kita.

Tuhan selalu ada saat kita butuhkan. Bahkan, selalu menjaga kita di dalam setiap keadaan. Ia tidak pernah beristirahat. Teringat cerita Yesus saat ia masih di dunia, Ia tidak pernah mengambil cuti seminggu dalam menjalankan misi dari Bapa. Satu hal yang kita baca, satu – satunya situasi dimana Yesus pergi sendiri ialah waktu dimana Ia hendak berdoa.

Tidakkah Ia merasa lelah? Seperti kita yang saat bangun pagi, sudah ada begitu banyak tugas, pekerjaan, dan aktivitas seharian yang menanti kita. Saat begitu banyak masalah yang datang dihadapan kita. Memikirkan ini semua saja sudah membuat saya begitu lelah.

Apalagi Bapa kita di surga, yang setiap saat melihat kita terus menerus melakukan kesalahan dan tidak mematuhi perintah-Nya. Apakah Ia menangis? Saat Ia melihat salah satu dari kita pergi meninggalkan-Nya dan bersekutu dengan dosa. Saat Ia melihat salah satu dari kita sedang berduka dan butuh pertolongan.

Saya rasa Bapa kita sangat lelah dan jika Ia bisa menangis, maka Ia pasti akan menangis. Tapi satu hal yang bisa kita pelajari dari sosok Bapa kita yang penuh kasih. Selelah apapun Ia, sesedih apapun Ia, Ia selalu setia dan ada untuk melindungi, menjaga, dan mengasihi kita.

Banyak dari kita berfikir Allah sudah capek atau malas dengan keseharian kita yang mungkin terhambat di satu titik dan tidak mengalami peningkatan. Atau, Ia mungkin sudah bosan dan lelah dengan kesalahan kita yang berulang kali masuk dalam dosa. Saya pernah merasa begitu. Tapi, ingatlah, Bapa selalu setia. Ia tidak pernah meninggalkan kita. Malah, kenyataanya sering kali kita yang meninggalkan dan melupakan-Nya disaat kita merasa kita tidak membutuhkan-Nya.

Sering kali, disaat kita merasa bahagia dan serba berkecukupan, kita melupakan Bapa kita. Kita terlena dengan segala berkat yang dilimpahkan Bapa kepada kita. Namun, kita harus sadar bahwa Bapa adalah sumber kekuatan kita. Kita bagaikan ranting pohon yang akan mati tanpa pokok pohon, yaitu Bapa kita, sehingga kita harus terus menempel, terus mempunyai hubungan dengan Bapa.

Saya merasa, saat bersama Tuhan, saat kita bisa membangun hubungan dengan Tuhan dengan banyak berdoa dan berkomunikasi dengan-Nya, kita akan merasakan damai sejahtera dan kekuatan yang begitu besar untuk menghadapi berbagai masalah.

Mungkin ada beberapa diantara anda bingung, bagaimana berkomunikasi dengan Bapa. Dengan berdoa, berbicara dan mendengarkan perkataan-Nya. Dulu saya merasa bingung. Bagaimana kita mendengar Bapa berbicara? Bacalah alkitab anda, sedikit saja sehari. Dari sini anda akan merasakan, Bapa berbicara dengan anda melalui alkitab, ia akan memberikan intepretasi yang begitu spesifik pada setiap pribadi dalam konteks yang begitu spesifik dalam masalah anda masing – masing. Jika anda masih bingung, coba terapkan dan anda akan mengerti.

Ya, kembali ke kenyataan bahwa Tuhan yang selalu setia dan selalu ada buat kita. Selain kita bisa belajar untuk terus bergantung dengan-Nya, kenyataan ini juga memberikan pelajaran bahwa Bapa adalah teladan yang sempurna.

Kita manusia memang sering kali butuh berlibur. Stress, masalah, dan aktivitas yang begitu banyak membuat kita sering merasa hampir tidak mampu untuk melanjutkan keseharian kita. Namun, ini tidak berarti, dengan berlibur, kita juga berlibur untuk membagikan dan menyebarkan kasih Bapa kita pada orang lain.

Kita bisa belajar dari pribadi Yesus. Saat mukzizat “lima roti dua ikan” (Lukas: 9) terjadi. Yesus saat itu sedang ingin beristirahat setelah lelah seharian mengajar dan menyembuhkan.orang – orang. Namun banyak orang yang mengikuti-Nya. Saat itu, Ia tidak protes dan berkata bahwa Ia sedang beristirahat, namun Ia dengan kasih-Nya yang begitu besar mengajar mereka dan menyembuhkan lebih banyak orang disana.

Kita bisa belajar dari Yesus untuk menyebarkan kasih yang kita miliki kapan saja. Kemanapun kita pergi, selalu ada saja orang yang sangat membutuhkan kasih Bapa dan kasih dari sesama. Bisa saja orang – orang di sekeliling kita sedang merasa kesepian, sedih, stress, atau merasa kehilangan. Terkadang, memberikan senyuman pada sesama atau memuji dan memberikan kata – kata yang memberikan motivasi juga bisa mengubah keadaan menjadi jauh lebih baik.

Sekarang, apakah anda sedang berlibur dalam menyebarkan kasih Bapa pada sesama? Apakah anda berlibur dalam komunikasi dan rutinitas doa anda? Jika iya, mulailah kembali semua itu dan ayo dekatkan diri kita dengan Bapa, agar kita tidak menjadi ranting yang kering namun menjadi ranting yang subur dan dapat berbuah. Sehingga buah itu bisa kita sebarkan untuk teman – teman, keluarga dan orang – orang disekeliling kita.

August 26, 2009

Kenapa harus menunggu sampai menikah?

Saya membaca artikel yang ditulis oleh Dr. Ralph F. Wilson ini dan ingin sekali berbagi dengan anda semua. Artikel ini bagus sekali bagi para remaja seperti saya yang terus mencari tahu bagaimana pandangan Tuhan terhadap sex pranikah dan juga bagi para orang tua yang ingin memberikan alas an kuat untuk menunda dan menasehati anak anak anda untuk menunda sex sampai mereka menkah.

Kenapa kita harus menunggu hingga kita menikah untuk melakukan hubungan sex? Apakah Tuhan adalah pribadi yang tidak suka kalau kita bersenang senang? Tidak, tapi Tuhan adalah Bapa dan Ia telah melihat begitu banyak hubungan dari anak anakNya yang gagal karena bermain main dengan sex. Orang tua mempunya banyak sekali alas an – alsan yang bagus- untuk mengatakan tidak dalam hal ini.

Jika Bapa kita hidup di era 90an, dan kita bertanya kepadaNya mengapa, Ia mungkin akan memberikan kita banyak alasan yang bagus untuk itu. Mari coba kita lihat beberapa alasannya.

Hubungan yang Indah

Kenapa harus menunggu? Karena hubungan sex merupakan hubungan yang indah diantara sesame manusia ciptaanNya. Sex itu indah. Setiap hubungan sex yang dilakukan selalu mempunyai kemungkinan untuk menghasilkan anak, mukzizat kecil yang hadir dengan begitu mungilnya saat pembuahan terjadi. Dan oleh karena kita semua sangat menghargai nilai dan arti dari sebuah kehidupan walaupun dalam bentuk bayi sekalipun, kita tidak seharusnya merendahkan nilai apa yang menyebabkan hadirnya kehidupan itu, sex. Kita seharusnya menjaga keindahan dan kemurniannya.

Mungkin anda terfikir, bagaimana jika kita menggunakan pil pencegah kehamilan? Tapi tahukah anda 1/5 bayi yang lahir di Asia berasal dari keluarga yang tidak menikah? Dan tahukah anda 1 dari 4 bayi menghadapai proses yang dinamakan aborsi? Apakah sekarang anda mulai berfikir pil pencegah kehamilan bukanlah pengaman yang cukup aman untuk menjauhakn kita dan anak anak kita dari kerugian dan keterlukaan?

Jadi, jika saya berfikir dari perspektif Tuhan yang selalu ingin menghindarkan anak anakNya dari hal hal yang tidak baik, saya rasa Ia akan menganjurkan untuk menunggu hingga kita menikah karena sex menhasilkan bayi dan bayi lebih baik dilahirkan dalam keluarga yang memiliki dua orang tua yang saling mencintai dan mencintai bayinya.


Kondom
Kondom sekarang sangat umum digunakan sekarang ini. Mengapa? Karena dapat mencegah kehamilan? Kondom ternyata hanya melindungi 70%. Tapi alas an yang paling utama untuk menggunakan kondom adalah sex yang aman. AIDS telah menyebar secara merata di masyrakat dan kita bias saja terinfeksi tanpa mengetahui gejalanya dalam beberapa tahun petama. Jika kita memakai kondom kita hanya melindungi diri kita sebnayak 70% dan tahukah anda HIV berbentuk jauh lebih kecil dari sperma? Ada satu cara yang lebih aman untuk melindungi diri kita dari HIV. Cek diri anda dan pasangan anda dan berhubunganlah hanya dengan pasangan anda. Apakah kedengarannya seperti monogamy? Pernikahan? Hmm.. Kedengarannya ini yang diinginkan oleh Bapa kita.

Perceraian

Sekarang ini banyak sekali kasus perceraian yang kita dengar. Seperting kawin cerai adlah suatu trend masa kini yang sedang popular. Banyak orang berfikir, kenapa kita harus menikah jika tingkat kegagalannya tinggi? Jadi banyak pasangan tinggal bersama tanpa menikah.

Hal ini sering dilakukan untuk melakukan masa percobaan sebelum menikah. APakah hal ini pada akhirnya bias meningkatkan kelanggengan dalam berumah tangga? Dr. Ralph F. Wilson menyatakan bahwa setelah banyak studi dan research dilakukan, semua berkesimpulan bahwa tinggal bersama tidak membuat pernikahan menjadi langgeng. Saya kira Tuhan mungkin telah mempelajari sosiologi jauh sebelum ini hingga Ia tahu apa yang terbaik buat kita.

Teladan yang buruk

Banyak sekali sekarang ini orang tua tunggal yang tidak hendak menikah memilih untuk tinggal bersama dangan pasangannya dan melupakan satu hal yang paling penting. Apakah yang diajarkan para orang tua ini kepada anak anaknya tentang pernikahan? Apa yang mereka ajarkan tentang komitmen? Saat anak anak ini telah tumbuh dewasa dan juga mengenal tentang sex, bagaimana orang tua ini bisa menashati anak anak mereka untuk menunda?

Ya dan Tidak

Ya, Tuhan akan berkata, tunggulah. Sekarang kita sudah mengerti bahwa Tuhan bukanlah tidak suka kita bersenang senang tapi Ia katakana ini karena Ia menyayangi kita dan apapun yang dapat melukai dan menyakiti kita pastilah Ia jauhkan dari kita. Tapi mungkin dari kita sudah ada yang terlanjur terluka. Kita telah berdosa. Tapi cerita tentang seorang wanita yang telah berdosa dengan melakukan pencabulan yang menemui Yesus dan Ia maafkan dan Yesus berpesan untuk tidak melakukannya lagi memberitahu kita Yesus berkata tidak untuk hal hal yang akan melukai kita. Yesus mengerti kita. Yesus selalu memaafkan kita dan selalu memberikan kita kesempatan kedua, ketiga, keempat, dan Ia menyembuhkan segala luka sebab Ia adalah Tuhan.

Jadi, teman teman, orang tua ataupun siapapun anda yang membaca ini, marilah kita belajar untuk mengatakan tidak dan menjaga diri kita dan anak anak kita gar tidak terluka. Mungkin kedngarannya sangat kuno dan tidak berfikiran terbuka. Tetapi asal itu baik bagi kita, kenapa tidak?

July 24, 2009

7 Cara Mengatasi Dosa

Sebelum kita berkomitmen terhadap Yesus, mungkin kita tidak terlalu peka terhadap dosa yang kita buat. Atau mungkin kita tahu kita berdosa, tapi kita tak mau ambil pusing dan menghiraukannya. Tapi sekarang kita telah memulai suatu hidup baru bersama Yesus, dan terang dari ajaran – ajaranNya mungkin membuat kita semakin peka terhadap kegelapan dosa. Sebenarnya apa sih dosa itu dan bagaimanakah cara kita untuk menghadapinya?

Manusia sering kali berdosa, mulai dari berbohong, mencuri, membunuh, dan banyak lagi perbuatan jahat lainny yang sudah pasti kita tahu itu dosa. Namun ternyata, dosa lebih dari itu. Ternyata di dalam diri kita semua sebagai manusia ada yang disebut egoisme yang sudah menjadi sifat bawaan tiap manusia. Karena egoisme inilah, terkadang kita sendiri bisa terkejut dengan tindakan dosa yang kita lakukan. Dan siapapun kita, sehebat dan sesukses apapun kita, kita tidak sanggup melepaskan diri kita sepenuhnya dari dosa. Termasuk saya dan anda. Dan oleh sebab itulah Tuhan Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan kita, memaafkan, dan membersihkan kita.

Namun, kita juga tahu, sifat bawaan kita yang berdosa bukanlah satu-satunya faktor utama. Kita juga selalu digoda oleh setan, musuh utama kita. Bukan hanya kita, saat Yesus turun ke dunia, Ia juga telah dicobai dan digoda oleh setan sebanyak tiga kali sebelum Ia memulai pengajaranNya. Setan selalu saja mencoba untuk membawa kita keluar dari jalur yang salah dan menggoda kita untuk menjauh dari Bapa.

Tetapi Tuhan telah memberikan kita senjata yang kuat untuk melawan setan. Ketika kita telah percaya kepada Yesus Sang Juru Selamat, Roh Kudus diberikan Bapa kepada kita dan selalu tinggal di dalam kita. Roh Kudus membuat kita hidup secara rohaniah, bukan badaniah. Dengan Roh Kudus kita diberikan kekuatan untuk mengatasi dosa. Sampai saat ini saya sendiri selalu saja jatuh bangun dalam dosa, namun mari kita mencoba untuk membuat strategi jitu untuk melawan dosa bersama Bapa kita.

Cara Pertama, Percayalah pada Tuhan.

Kita harus percaya bahwa Tuhan selalu bersama kita untuk menolong kita. Bapa kita yang begitu setia tidak pernah meninggalkan kita. Ia adalah kekuatan bagi kita. Dan Ia adalah bantuan terhebat dan terkuat bagi kita. Kita tahu tidak ada yang lebih kuat daripadaNya. Karena kita telah ditolong oleh sosok yang Terhebat, kenapa kita harus takut kalah atas dosa?

Cara Kedua, Rendah Hatilah

Selama kita sombong dan merasa kita sendiri mampu menghadapi masalah dan dosa, kita akan gagal. Karena kita hanya kuat jika kita menyerahkan semua kekuatan pada Bapa kita.

Cara Ketiga, Lawanlah

Lawanlah godaan yang datang. Tuhan sedang membangun karakter kita dengan mengizinkan berbagai pencobaan dan godaan datang kepada kita. Setiap kali kita belajar untuk mengatakan tidak pada dosa, akan lebih mudah bagi kita untuk mengatakan tidak pada cobaan-cobaan berikutnya.

Cara Keempat, Melarikan diri

Mungkin ini terkesan berlawanan dengan cara yang ketiga. Ada saatnya kita harus melawan godaan yang datang. Tapi ada kalanya, saat kita bisa menjauhkan diri kita sejauh mungkin dari sumber cobaan, kenapa kita tidak menjauh dan malah mencoba –coba untuk digoda?

Cara Kelima, Berpegang pada Kebenaran

Kita selalu berbuat apa yang kita anggap benar. Jika kita percaya bahwa uang adalah kebahagiaan, kita akan mulai bertindak untuk menimbun uang dengan segala cara. Jadi, janganlah berpegang pada kebenaran yang salah. Berpeganglah pada Bapa dan ajaranNya yang akan memotivasi kita untuk keluar dari jalan yang salah.

Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah muridKu dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakanmu (Yohanes 8:31-32).

Cara Keenam, Berdoa

Doa menghubungkan kita langsung pada Bapa kita dan ini sangat membantu kita dalam mengatasi godaan. Roh kita selalu ingin menjauh dari godaan, namun kita tahu bahwa tubuh kita lemah terhadap godaan. Dengan berdoa, kita dikuatkan, karena saat kita berdoa, Bapa kita akan membantu kita melemahkan segala godaan.

Cara Ketujuh, Kasihilah Tuhan dan Ingatlah Ia mengasihi kita

Saat kita mencintai seseorang dan merasa begitu dicintai, kita akan sulit untuk melakukan hal-hal yang menyakiti orang yang kita cintai. Maka dari itu, dengan mengasihi Bapa kita dan mengingat kasihNya yang begitu besar pada kita, kita akan termotivasi untuk menang atas perbuatan dosa. Kasih lebih besar dari segala godaan.

July 20, 2009

Kasih sebagai Dasar dari Kekristenan

Sering kali saya mendengar khotbah dan membaca tentang kasih di berbagai media menyangkut kekristenan. Hari ini saya ingin mencoba untuk menggali bagaimana kasih itu terlukis dan apa yang Tuhan ingin kita lakukan dengan ‘kasih’.

Allah adalah Kasih.

Dalam 1Yohanes 4:7-8, Yohanes menyampaikan bahwa kasih itu berasal dari Allah, dan setiap orang yang mengasihi Allah berasal dari Allah, dan siapa yang tidak mengenal kasih, tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.

Mungkin pernah terfikir oleh kita, kenapa Allah selalu di kaitkan dengan ‘kasih’. Pada 1Yohanes 4:19, jelas tertulis bahwa kita mulai mengasihi karena Allah terlebih dahulu mengasihi kita. Ini membuktikan bahwa sesungguhnya Allah itu adalah sumber dari segala kasih. Ia adalah Sang Pemberi kasih yang pertama dan utama. Satu tujuan utama Yesus datang ke dunia adalah menghapus dosa kita di dunia, dan hal ini Ia lakukan atas dasar kasihNya yang begitu besar.

Allah mengasihi kita.

Apakah anda tahu bahwa Allah sangat mengasihi kita? Selain pengorbananNya di kayu salib, kasihNya juga nyata terlihat bagi setiap individu seperti kita. Pernahkah anda berfikir bagaimana Tuhan mengenal anda secara pribadi, lebih dari siapapun orang terdekat yang anda miliki? Ia mengerti apa yang kita rasakan dan apa yang kita pikirkan. Ia tidak pernah salah paham terhadap maksud hati dan tujuan kita. Bayangkan, berapa banyak orang yang ada di dunia ini, dan Allah mengenal setiap individu dengan begitu detail.

Terlebih lagi, kasih Allah tidak pernah memilih. Ia mencintai setiap kita apapun keadaan kita. Sering kali kita merasa kita tidak layak karena telah berbuat begitu banyak dosa di kehidupan kita dan merasa Tuhan tidak akan memaafkan kita dan mengasihi kita seperti Ia mengasihi orang yang baik dan orang yang patut dikasihi. Namun, Tuhan mengasihi kita apapun dan bagaimanapun kita.

Akan tetapi Allah menunjukan kasihNya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa (Roma 5:8).

Jelas terlihat di ayat diatas bahwa walapun kita berdosa, Allah tetap mengasihi kita. Lihatlah bagaimana Allah sangat di gambarkan oleh kasih. Maka dari itu, dalam kekristenan itu sendiri, kasih merupakan hal yang sangat utama. Karena Allah adalah kasih, Ia ingin kita sebagai anak-anaknya turut mengasihi. Yesus menjawab pada orang ahli Taurat yang menanyakan hukum mana dari hukum Taurat yang merupakan terutama:

“Kasihilah Tuhan, Allah-mu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Matius 22:37-39).

Pertama, kita harus mengasihi Allah dengan segenap pikiran, hati dan akal budi kita dengan cara mematuhi semua perintahNya, memujiNya, menyembahNya, dan terus berdoa dan berserah kepadaNya.

Kedua, kita harus mengasihi sesama manusia, baik itu teman, keluarga, orang yang tak kita kenal, bahkan hingga musuh kita. Yesus sendiri yang mengajarkan kita pada Lukas 10:29-37, bahwa kita harus mengasihi sesama termasuk musuh kita. Sebagai pengikut Kristus, kita mungkin tidak selalu berjalan mulus dan diterima di masyarakat, banyak situasi dimana pengikut Kristus harus menderita, tertolak, dan bahkan teraniaya. Untuk hal yang satu ini, Yesus juga telah berpesan, bahwa “Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya (2Timotius 3:12)” dan Yesus berpesan “Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar (Matius 5:44&45).

Mungkin banyak dari kita tidak sanggup mengasihi musuh kita. Secara akal sehat, bagaimana mungkin kita bisa mengasihi orang yang kita benci? Namun, Yesus memberi contoh, dengan kasih, kita akan belajar untuk memaafkan dan mengasihi.

Sebagai murid Yesus, kita pasti ingin mengikuti teladan Sang Guru, ingatkah anda apa yang Tuhan Yesus katakan saat Ia disalibkan? Yesus berkata:’Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat (Lukas 23:34)’. Tidakkah anda tersentuh? Yesus yang telah di salibkan dan dianiaya dengan sangat kejam masih memohon pengampunan bagi mereka yang menganiayaNya. Ok, mungkin anda pikir bagaimana anda bisa semulia Bapa kita yang penuh pengampunan.Bagaimana kalau anda baca ayat yang satu ini:

”Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang disorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu. (Matius 6:14-15)”

Renungkanlah ayat ini. Mungkin ada dari beberapa kita yang benar-benar telah dikhianati atau dilukai begitu dalam hingga kita sulit untuk memaafkan, apalagi dilukai oleh orang terdekat kita. Apakah anda sudah memaafkan mereka? Karena Bapa kita meminta anda untuk melakukan itu.

Memaafkan seseorang bukan berarti anda sekarang langsung terus saja percaya pada mereka dan langsung saja berteman sedekat dulu. Mungkin saja mereka memang tidak bisa dipercaya. Namun, satu hal penting yang harus anda lakukan, putuskan untuk tidak menyimpan kesalahan yang telah mereka buat di hati anda. Mungkin banyak dari kita tidak sanggup untuk melakukan ini, tapi berdoalah pada Bapa, mintalah damai dan pengampunan daripadaNya, dan anda akan merasakannya.

July 19, 2009

Awal Hidup Baru

Hari ini pertama kalinya saya menulis sebuah artikel untuk blog. Setiap hal yang baru memberikan saya rasa gugup, takut, dan gelisah tentang apa yang akan saya alami. Contohnya saja, memulai menulis blog membuat saya merasa gugup apa saya mampu, membuat saya takut dan tidak tenang apakah saya bisa meneruskan blog ini sampai dalam jangka waktu yg lama.

Sama sepertinya saat saya pertama kali menjadi seorang yang percaya Yesus. Saya merasa gugup dan gelisah. Ada setumpuk pemikiran, perasaan, pertanyaan yang mengaliri hati dan pikiran saya. Saya mulai berfikir, apakah keluarga saya, yang tidak dilatar belakangi kekistrenan, akan berfikir saya membelot dari agama saya, apakah mereka akan menerima saya. Perasaan gelisah akan sikap yang tidak mendukung dari keluarga dan lingkungan timbul bersamaan. Tetapi, lebih dari semua itu ada perasaan gembira, damai, dan suka cita yang begitu besar yang mengalahkan semua ketakutan itu.

Satu ilustrasi dari Lukas 15: 4-7 menggambarkan bahwa bukan hanya kita yang bersuka cita saat kita menyerahkan diri kita pada Allah. Pada Lukas 15:5-7, jelas terlihat bahwa perasaan gembira yang dirasakan oleh gembala yang menemukan domba yang hilang merupakan perumpamaan yang melukiskan suka cita Allah atas pertobatan kita. Seorang gembala mencari dombanya yang hilang karena takut satu domba hilang tersebut akan di santap oleh hewan predator lainnya. Domba tersebut tidak mampu melindungi diri sendiri tanpa dijaga oleh si gembala.

Sama halnya seperti kita yang tidak mampu keluar dari kungkungan dosa kita tanpa satu satunya jalan yaitu Yesus Sang Juruselamat kita. Saya sadar sekali bahwa jika saya sendiri yang mencari jalan untuk keluar dari dosa, saya tidak akan sanggup, namun dengan kemurahan dan keinginan Tuhan, Ia sendiri yang menyelamatkan saya dan memberikan satu awal hidup yang baru bagi saya. Cinta Tuhan yang begitu besar, lembutnya hati Allah yang penuh pengampunan, serta besarnya kemuliaan Bapa yang mau menerima saya apa adanya, itulah yang menyelamatkan saya, bukan karena kekuatan dan kemampuan saya.

Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu,tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri (Efesus 2: 8-9).

Saya ingin berbagi satu lirik yang sangat menggugah, ditulis oleh seorang manusia yang bisa digolongkan paling kejam, John Newton, seorang kapten kapal yang membawa budak-budak dari Afrika ke Amerika secara tidak manusiawi. Lagu ‘Amazing Grace’ ini ia tulis setelah ia menerima Yesus sebagai juruselamatnya.

"Amazing grace, how sweet the sound
that saved a wretch like me.
I once was lost, but now I'm found.
Was blind, but now I see."